Perokok Remaja Indonesia
Rokok merupakan masalah pelik setiap negara di dunia menurut data yang diperoleh jumlah perokok global mencapai angka 1,13 miliar jiwa dengan biaya perawatan dan kesehatan mencapai $2 triliun yang ditanggung.
Dari total tersebut Indonesia memiliki proporsi 69,1 juta jiwa perokok aktif dan menempati ranking ke 3 Dunia setelah China dan India.
Dengan prevalensi gender 65,5 perokok pria dan 3,3 adalah wanita ( WHO )
Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan data 2011.
perokok
Perokok merupakan pelaku dari suatu aktivitas merokok yang disengaja dan dilakukan secara rutin.
Menurut konsep Tobacco dependency bahwa perilaku merokok merupakan perilaku yang memberikan kesenangan sehingga akan mengalami pergeseran sebagai aktivitas yang obsesif.
perokok berat
Ada tiga klasifikasi untuk menentukan subjek berdasarkan intensitas seseorang yang merokok
Klasifikasi perokok ringan ,menghisap 1-4 batang rokok/hari
Klasifikasi perokok sedang, menghisap 5-15 batang rokok/hari
Dan perokok berat ,menghisap lebih dari 15 batang rokok setiap harinya.
Data perokok di dunia
Menurut data dari Tobacco Atlas bahwa 1,13 miliar orang merupakan individu perokok aktif jumlah tersebut mengalami penurunan persentase dimana pada tahun 2007 berada pada angka 22,7 % dari populasi dunia.
Dari angka 1,13 miliar Indonesia memiliki komposisi sebanyak 69,1 juta jiwa yang menempatkan Indonesia ada pada urutan ke 3 setelah China dan India sebagai konsumen rokok terbesar di dunia
perokok remaja
Perilaku merokok yang terjadi pada remaja pada umumnya dimulai dari usia 11- 15 tahun, menurut data WHO perokok remaja memiliki proporsi 30% dari jumlah perokok global. Menurut Kurt Lewin merokok merupakan hasil dari dalam individu dan lingkungan artinya selain faktor lingkungan faktor individu merupakan salah satu dari dua hal tersebut seperti faktor psikososial yang merupakan tahapan untuk mencari jati diri individu remaja,simbol dari kematangan,kepemimpinan dan daya tarik terhadap lawan jenis.
Seperti yang dikutip oleh Leventhal & Clearly ,ada 4 tahapan seseorang sehingga menjadi perokok
Tahapan Preparatory
Pada tahapan ini individu mendapatkan gambaran mengenai merokok seperti melihat ,mendengar dan membaca yang dapat menimbulkan ketertarikan seseorang untuk merokok.
Tahapan Initiation
Tahap ini individu akan menentukan dari hasil pengamatannya ( tahapan preparatory ) apakah melakukan atau tidak.
Becoming a smoker
Tahapan ini menggambarkan apabila seorang individu mengkonsumsi 4 batang rokok per harinya akan memiliki dampak sebagai perokok.
Maintenance of smoking
Seorang individu yang sudah pada tahapan ini menganggap bahwa merokok merupakan satu cara untuk memperoleh kepuasan psikologis sehingga dapat memicu individu untuk mengkonsumsi rokok lebih banyak lagi.
Lantas siapakah agen sosialisasi merokok.
Apabila merujuk konsep transmisi perilaku yaitu perilaku vertikal dan horizontal ,dimana perilaku horizontal didapat dari teman sebaya maupun lingkungan dan vertikal dari pengaruh orang tua yang bersikap permisif terhadap perilaku merokok pada anaknya.
Dari statement diatas dapat disimpulkan sikap perokok dipicu oleh kepuasan psikologis ,sikap permisif orang tua dan lingkungan masyarakat luas.
Alasan individu untuk merokok
Nikmat 38,298
Puas 15,957
Tenang 12,766
Biasa saja 11,703
Santai 5,319
Hangat 3,192
Percaya diri 2,128
Gaya 1,064
Masalah hilang 1,064
Ngantuk 1,064
Pusing 5,257
Pahit 2,218
Moment individu mengkonsumsi rokok lebih banyak
Stress = 40,86 %
Berkumpul dengan kelompok = 27,96%
Setelah makan= 12,90 %
Suhu dingin = 7,52 %
Uang yang berlebih = 6,42 %
Mendengarkan musik= 1,07%
Jauh dari orang tua = 1,07%
Jalan - jalan = 1,07 %
Terapi SEFT bagi perokok
Upaya penghentian perilaku merokok bukanlah sesuatu yang mudah terlebih bagi mereka sebagai perokok remaja di Indonesia, ada beberapa kesulitan yang akan dialami sebagai fase perubahan seperti halnya adanya penolakan dari kelompok ,mengalami keraguan.
Menurut survei yang pernah dilakukan oleh LM3 (Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok), mendapatkan hasil dari 375 narasumber menyatakan bahwa 66,2 % perokok mengalami kegagalan dalam pengertian merokok dari hasil tersebut 42,9% tidak mengetahui cara atau metodenya, 25,7% mengalami kesulitan mencapai tujuan awalnya,2,9% akibat dari iklan,sponsor rokok.
metode SEFT atau Spiritual Emotional Freedom Technique merupakan teknik terapi hasil dari pengembangan dari metode EFT ( Emotional Freedom Technique ), dan merupakan penggabungan antara terapi energi tubuh dengan terapi spiritual ,metode SEFT lebih menekankan pada pikiran dan emosional individu dengan melakukan ketukan ringan pada 12 area meridian yang bermasalah.
Metode data yang biasa dilakukan adalah menggunakan uji wilcoxon ,wilcoxon sendiri merupakan uji nonparametrik ( non asumsi ) untuk menguji dua sampling guna mengetahui perbedaan dari dua data berpasangan tersebut.
Laju Perokok > 15 Tahun Berdasarkan Provinsi
Presentase Tempat Publik Terpapar Asap Rokok
- Restoran = 74,2 %
- Rumah = 59,3 %
- Transportasi publik = 40,5%
- Gedung Pemerintah = 51,4 %
- Tempat kerja = 44,8 %
- Fasilitas kesehatan = 14,2 %
Tidak ada komentar: